Angka kebakaran yang terjadi di Jakarta mulai Januari sampai dengan
27 Desember 2012 mencapai angka 1.008 kejadian. Kebakaran ini terjadi di
lima wilayah, yaitu Jakarta Timur, Barat, Selatan, Utara, dan Pusat.
"Selama
tahun 2012, kebakarannya sudah berulang 1.008 kali. Paling banyak
frekuensi kebakaran di Jakarta Timur sebanyak 285 kali," kata Kepala
Dinas Pemadam Kebakaran, Paimin Napitupulu di kantor Dinas Pemadam
Kebakaran Pemrov DKI pada Kamis (27/12/2012).
Paimin mengatakan,
untuk daerah lain seperti Jakarta Barat sebanyak 218 kali, Jakarta
Selatan 212 kali, Jakarta Utara sebanyak 196 kali, Jakarta Pusat 123
kali. Sedangkan untuk wilayah kepulauan seribu tidak ada data pernah
terjadi kebakaran.
Penyebab kebakaran paling besar diakibatkan oleh korsleting listrik,
sebanyak 663 kali. Sedangkan kompor menjadi penyebab kebakaran di 88
kejadian. Kemudian penyebab lainnya adalah rokok sebanyak 46 kali, lampu
1 kali, dan dengan penyebab lain-lain seperti anak main petasan, sampah, atau obat nyamuk.
Dari
1.008 kebakaran tersebut, diperkirakan total kerugian mencapai Rp
290.304.480.000. Total tersebut hanya perkiraan kebakaran sampai tanggal
27 Desember 2012.
Paimin mengungkapkan, kebakaran paling sering
terjadi pada musim kemarau dan bulan puasa. Pada musim kemarau, keadaan
yang panas dan sulit sumber air membuat api mudah menjalar. Sedangkan
bulan puasa diakibatkan aktivitas masyarakat yang memasak pada malam
hari, kemudian mereka kelelahan dan tertidur, sehingga api pun kian
merembet ke berbagai arah.
Untuk wilayah yang paling berisiko terjadi kebakaran
adalah Jakarta Barat. Banyaknya kebakaran di Jakarta Barat paling
sering terjadi di kecamatan Tambora. Wilayahnya yang padat penduduk
dengan rumah yang saling berdempetan membuat Tambora menjadi wilayah rawan kebakaran.
"Ya kalau di Tambora kan sudah sampai ada istilah arisan kebakaran. Minggu ini RT ini, minggu depan RT itu," ungkap Paimin.
Karena
jumlah frekuensi kebakaran yang terus meningkat, dinas pemadam
kebakaran mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan tidak
mudah panik. Masyarakat juga diharapkan untuk menggunakan listrik dengan
sewajarnya.
Kepanikan melanda warga di Jalan Kramat III RT 07 RW 08, Kelurahan
Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Api berkobar membakar kediaman
mereka yang memang berada di permukiman padat.
Kebakaran tersebut
terjadi pada Rabu (13/2/2013) sekitar pukul 13.00 WIB. Sirene dari mobil
pemadam kebakaran terdengar memekakkan telinga. Bahkan, dua mobil
ambulans ikut bersiaga untuk mengantisipasi adanya korban.
Petugas
kebakaran berusaha masuk ke dalam Gang Listrik yang sulit ditembus.
Bahkan, sempat terdengar bunyi ledakan yang berasal dari kabel listrik.
Di
dalam gang sudah dipenuhi asap hitam. Warga pun terlihat sibuk membawa
harta benda mereka ke tempat yang lebih aman. Tidak sedikit di antara
mereka yang tak kuasa menahan air mata melihat rumah mereka sudah hangus
terbakar.
"Enggak tahu kenapa. Tadi saya lagi jalan, tiba-tiba
ada orang teriak-teriak, bawa baju.. bawa baju. Saya lihat ke atas sudah
ada asap," ujar Rani, warga Gang Listrik 1.
Aksi pemadam
kebakaran menaklukkan api menjadi perhatian warga setempat. Akibatnya,
arus lalu lintas di Jalan Kramat Raya mengalami kemacetan. Sebab, banyak
kendaraan yang berhenti menyaksikan asap kebakaran yang membubung
tinggi.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta melakukan serah terima
jabatan terhadap dua pejabat eselon II yang telah memasuki masa pensiun,
Jumat (6/9). Keduanya yakni Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Ratnaningsih dan Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ery Basworo.
Kepala BKD DKI
Jakarta, I Made Karmayoga mengatakan, keduanya telah memasuki masa
pensiun pada 5 September kemarin. Sesuai dengan komitmen Gubernur DKI
Jakarta, Joko Widodo, pejabat yang telah memasuki masa pensiun tidak
akan diperpanjang lagi jabatannya. "Keduanya telah memasuki masa
pensiun, jabatan sementara dipegang oleh Pelaksana tugas (Plt)," kata
Made, Jumat (6/9).
Saat ini, Plt Kepala Dinas KUMKMP DKI dipegang
oleh Kepala Dinas Energi dan Perindustrian Andi Baso, sementara Plt
Kepala BPBD DKI diserahkan kepada Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi
Santoso. Serah terima jabatan sendiri dipimpin olah Plt Sekretaris
Daerah (Sekda) Provinsi DKI Wiriatmoko.
Dikatakan Made, keduanya
merupakan pengganti sementara sampai adanya pejabat resmi yang ditunjuk.
Pihaknya pun saat ini sedang melakukan uji kompetensi terhadap pejabat
eselon II atau setingkat kepala bidang dan kepala dinas untuk mengisi
kekosongan tersebut. "Dalam upaya mencari penggantinya, kita sedang
lakukan tes uji kompetensi kepada pejabat eselon II yang senior.
Ujiannya sudah kemarin, diikuti sekitar 12 orang," ujarnya.
Menurutnya,
ujian kompetensi ini digelar selama dua hari berturut-turut. Tim
penguji didatangkan dari luar Pemprov DKI, yaitu 7 assesor dan 4 nara
sumber. Pelaksanaan uji kompetensi ini untuk menyediakan sumber daya
manusia (SDM) apabila terjadi rotasi pejabat. Dengan begitu, bila
tiba-tiba terjadi rotasi, maka BKD sudah punya SDM yang tepat. "Tes itu
untuk jaga-jaga saja, kalau ada pergantian tinggal ambil dari hasil
ujian itu," jelasnya.
Sebelumnya, satu pejabat eselon II DKI juga
telah memasuki masa pensiun, yakni Kepala Dinas Pertamanan dan
Pemakaman Widyo Dwiyono. Saat ini jabatan tersebut dipegang oleh Kepala
Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Yonathan Pasodung sebagai Plt.
Rencana Pemprov DKI Jakarta membangun Giant sea Wall atau tanggul
raksasa di laut Jakarta segera terealisasi. Bahkan, pada tahun depan
dijadwalkan groun breaking atau peletakan batu pertama mega proyek
tersebut akan dilakukan. Untuk itu, berbagai persiapan juga terus
dimatangkan dan dirampungkan.
Direktur Jendral Sumber Daya Air
(SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Muhammad Hasan mengatakan,
pihaknya telah membahas persoalan banjir di ibu kota dengan Gubernur DKI
Jakarta, Joko Widodo. Terlebiih, saat ini sudah mendekati musim
penghujan, sehingga baik pemerintah pusat maupun Pemprov DKI dituntut
siap mengantisipasi datangnya musim penghujan.
"Kita bicarakan
program-program penanggulangan banjir di Jakarta. Apalagi sudah
mendekati musim hujan berikutnya. Yang kedua, kita juga membahas masalah
perencanaan ke depan untuk membangun giant sea wall," ujar Hasan, di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (6/9).
Dikatakan
Hasan, pembangunan tanggul raksasa akan dilakukan dalam beberapa tahap.
Untuk tahap pertama, akan terlebih dahulu dibangun tanggul bagian
dalam. "Pertama kita akan ground breaking tahun depan. Untuk tahap pertama dibangun tanggul bagian dalam," katanya.
Sementara
untuk penanganan banjir lainnya, seperti pembuatan sodetan dan
normalisasi Kali Ciliwung juga terus dilakukan. Permasalahan di bottle
neck menjadi fokus untuk segera diselesaikan. "Yang jadi masalah itu
masih ada persoalan pembebasan lahan. Jadi akan kita fokuskan ke
tempat-tempat itu," ucapnya.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menambahkan, dirinya telah mendesak agar pembangunan giant sea wall dipercepat.
Kamudian permbagian kerja antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat juga
harus diperjelas dalam pembangunan proyek ini. "Tadi konsentrasi untuk giant sea wall.
Saya minta agar dimajukan pelaksanaanya. Kemudian pembagian tanggung
jawabnya. Kalau sudah jelas langsung kerja kebut-kebutan," tegas Jokowi.
Dikatakan Jokowi, pembangunan giant sea wall
harus segera dipercepat, sebab level air laut semakin tinggi. Selain
itu, dengan pembangunan tanggul raksasa diharapkan bisa menambah pasokan
air baku untuk wilayah ibu kota. "Ya inginnya semua cepat. Kita
kejar-kejaran, karena level air laut itu semakin tinggi. Air baku di
sini juga kurang dan air baku di bawah tanah juga smakin turun setiap
tahun," katanya.
Saat ini, sambung Jokowi, rencana pembangunan
tanggul raksasa masih dalam tahap pembuatan desain. Diharapkan desainya
bisa segera rampung sehingga dapat segera dibangun. "Sekarang masih
dalam proses desain, belum rampung. Tapi tahun depan kita mulai,"
tandasnya.
Puluhan ribu massa buruh yang tergabung dalam berbagai serikat pekerja
kembali melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Dalam aksinya yang menuntut kenaikan upah sebesar 50 persen secara
nasional dan UMP DKI sebesar Rp 3,7 juta mengakibatkan kemacetan parah
mulai dari Jl Jenderal Sudirman menuju Jl MH Thamrin.
Kemacetan
panjang terjadi lantaran massa buruh menutupi hampir seluruh badan jalan
dan hanya menyisakan jalur bus Transjakarta. Rencananya massa yang
telah berdemo sejak pukul 10.00 ini, akan melakukan longmarch menuju
Istana dan kantor Kementerian BUMN.
Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, aksi buruh hari ini
merupakan jawaban untuk menolak diberlakukannya upah murah. "Buruh tidak
main-main menuntut kenaikan upah Rp 3,7 juta untuk DKI Jakarta dan 50
persen untuk daerah lain di Indonesia," tegasnya, Kamis (5/9).
Sementara
itu, Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Kombes M Chairul mengatakan,
pihaknya mengerahkan sekitar 11.600 personil kepolisian yang menjadi
titik aksi buruh. Sementara itu untuk arus lalu lintas akan dialihkan
secara situasional.
"Dalam rangka antisipasi buruh ini semua
personil ada 11.600 orang personil, di Bundaran HI kita siagakan
sebanyak 1.000 personil Brimob dan Satgas Polda, yang di Istana ada 3000
personil. Buruh akan melakukan longmarch ke Istana Negara, izin mereka
sampai pukul 16.00. Kita imbau kepada pengendara harap bersabar kalau
ada apa-apa silakan hubungi petugas," katanya.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) hingga kini masih menunggu
usulan perubahan nama Jalan Medan Merdeka dari Tim 17. Karena itu, orang
nomor satu di Jakarta ini belum bisa berkomentar mengenai batalnya nama
Presiden ke-2 RI Soeharto diusulkan untuk salah satu nama Jalan Medan
Merdeka.
"Saya saat ini masih menunggu usulan tertulis dari tim
17. Masih nunggu, karena usulannya belum sampai ke saya, apanya yang
harus dikomentari?," kata Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan
Merdeka Selatan, Kamis (5/9).
Ia pun mengaku setelah mendapatkan
surat resmi dari Tim 17 masih akan dimatangkan kembali. Kemudian akan
dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai perubahan tersebut.
"Kalau sudah masuk tentu saja nanti akan kita matangkan, tapi juga
sosialisasi ke masyarakat. Kalau iya baru saya teruskan ke presiden
untuk ditetapkan," ujarnya.
Ia pun enggan memberikan bocoran
terkait nama jalan yang santer terdengar. Dirinya tetap berpegangan
dengan surat resmi dari Tim 17. "Ya belum masuk, apa yang dibicarakan?
Masuk saja belum. Jangan-jangan tidak masuk ke meja saya. Saya masih
menunggu," ucapnya.
Seperti diketahui, nama mantan Presiden
Soeharto dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin yang semula
diusulkan jadi nama salah satu Jalan Medan Merdeka dibatalkan. Sebab,
keduanya dianggap bukan pahlawan. Batalnya kedua nama tersebut diusulkan
juga karena adanya pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Sehingga
hanya ada dua nama yang akan diusulkan, yakni Soekarno untuk Jalan
Medan Merdeka Utara dan Hatta untuk Jalan Medan Merdeka Selatan. Selain
itu, muncul juga nama Ismail Marzuki yang diusulkan oleh Lembaga
Kebudayaan Betawi (LKB). Sebab selain sebagai putra Betawi, Ismail
Marzuki juga dianggap sebagai pahlawan yang membantu kemerdekaan.
Setelah berdemo di Bundaran Hotel Indonesia, ribuan massa buruh
melakukan aksi longmarch menuju Istana Negara, Jakarta Pusat. Akibat
aksi demonstrasi itu, sejumlah ruas jalan yang menuju Jl Medan Merdeka
Utara, Jl Medan Merdeka Selatan dan Jl Medan Merdeka Barat dialihkan
oleh pihak kepolisian.
Jalan yang dialihkan ialah Jl Medan
Merdeka Timur mengarah Medan Merdeka Utara, tepatnya di depan gedung
pusat Pertamina, dialihkan melawati Masjid Istiqlal lalu menuju Jl
Veteran.
Lalu, di simpang Harmoni, pengendara dari arah Kota
menuju Monas dialihkan ke Jl Juanda. Sedangkan pengendara dari arah Jl
MH Thamrin menuju Monas dialihkan di Bundaran Patung Kuda menuju Jl Budi
Kemuliaan atau Medan Merdeka Selatan sisi kiri.
Wadir Lantas
Polda Metro Jaya, AKBP Sambodo Purnomo mengatakan, untuk mengatur lalu
lintas (lalin) pihaknya mengerahkan sebanyak 700 personil petugas yang
tersebar di semua titik dan persimpangan yang rawan kemacetan.
"Penutupan
sampai buruh selesai. Untuk bus yang mengantar buruh kita parkirkan di
Monas Timur, ada 494 bus. Lalu ada 60 motor untuk mengawal buruh sampai
pulang nanti," katanya, Kamis (5/9).
Rencana normalisasi Kali Ciliwung saat ini telah selesai pada tahap
pematokan trase di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara,
Jakarta Timur. Rencananya akan ada 1.211 kepala keluarga (KK) yang
terkena dampak dari pekerjaan normalisasi tersebut.
Sekretaris
Kota Jakarta Timur, Arifin, menegaskan untuk normalisasi kali tahun 2013
ini, pihaknya akan memfokuskan pada Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan
Jatinegara.
"Pematokan trase sudah selesai, khususnya Kampung
Melayu. Untuk Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, belum
dilakukan pematokan," ujarnya, Rabu (4/9).
Pematokan tersebut
dilaksanakan untuk trase basah dan kering. Karena nantinya, setelah
dilakukan pelebaran kali menjadi 20 meter, di kedua sisinya akan
dibangun jalan dan taman, masing-masing selebar 2,5 meter. "Sekarang
kita sedang mendata KK dan RW. Totalnya ada 8 RW dengan jumlah KK
sebanyak 1.211," sebutnya.
Nantinya setelah pengukuran dan
pembuatan peta bidang yang terkena normalisasi selesai, rincian luas
tanah rumah warga akan diumumkan di kelurahan.
"Setelah
pengukuran satu per satu rumah, baru dibikin peta bidang, dan setelah
selesai akan diumumkan di kelurahan. Ini juga terkait pembangunan rusun
yang gunakan eks bangunan dinas teknis," jelasnya.
Menurutnya,
setelah peta bidang selesai, barulah akan dilakukan musyawarah dengan
masyarakat terkait ganti rugi tanah milik warga. "Selesai peta bidang,
barulah kita musyawarah dengan masyarakat terkait ganti rugi tanah,
termasuk tanah garapan," tukasnya.
Proyek pekerjaan perbaikan saluran air di Jalan Pelita Bandengan
Selatan, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dikeluhkan
warga setempat. Sebab, tumpukan tanah bekas galian dibiarkan menumpuk di
pinggir jalan sehingga mengakibatkan jalan menjadi sempit dan kotor.
Akibatnya, kendaraan dan pejalan kaki kesulitan melintasi jalan
tersebut.
Tak hanya itu, proyek yang sudah berlangsung sejak
sebulan lalu hingga kini tak kunjung rampung dan dibiarkan terbengkalai.
“Proyek pengerjaan saluran air tersebut sudah dimulai bulan lalu dan
hingga kini belum juga kelar,” ujar Pepen (55) warga RW 06, Kelurahan
Pekojan, Rabu (4/9).
Dia mengakui, proyek normalisasi saluran air
yang dilakukan di wilayah RW 06 dan 09 yang panjangnya mencapai 300
meter dengan lebar 1,5 meter tersebut memang sangat dibutuhkan warga
kedua RW demi meminimalisir banjir dan genangan yang kerap terjadi di
wilayah tersebut.
Namun dengan mangkraknya pengerjaan saluran
dengan menyisakan tumpukan tanah sepanjang jalan tersebut, kata Pepen,
selain menyulitkan warga dan kendaraan yang melintas, dikhawatirkan akan
menyebabkan banjir lebih parah lagi ketika turun hujan.
“Saat
ini wilayah kami sering tergenang hingga ketinggian di atas 30
sentimeter saat turun hujan. Namun dengan kondisi perbaikan saluran air
yang terbengkalai ini, dikhawatirkan genangan akan semakin parah karena
air tidak dapat mengalir dengan lancar,” ungkap Pepen.
Lurah
Pekojan, Agus Yusuf mengaku proyek perbaikan saluran air yang merupakan
proyek Sudin PU Tata Air Jakarta Barat ini dibiarkan terbengkalai dengan
menyisakan tumpukan tanah di sepanjang jalan tersebut. “Memang sudah
hampir sebulan ini proyek pengerjaan saluran di sepanjang jalan tersebut
dibiarkan mangkrak,” terang Agus.
Saat ini, kata Agus, proyek
perbaikan saluran air tersebut belum selesai dan baru pada tahap
pemasangan gorong-gorong. Bahkan, tanah sisa galian juga belum
dibersihkan. “Saluran air yang tengah dikerjakan nantinya mengarah ke
salurah penghubung Bandengan Utara dan Selatan. Saya juga sudah
menyurati unit yang berwenang untuk segera menuntaskannya karena kalau
dibiarkan akan mengganggu kenyamanan warga dan kendaraan yang melintas,”
tandas Agus.
Kontroversi mengenai perubahan nama Jalan Medan Merdeka terus bergulir.
Bahkan nama lainnya muncul untuk mengganti salah satu nama jalan
tersebut dibandingkan dengan nama Mantan Presiden Soeharto, yakni Ismail
Marzuki. Usulan tersebut disampaikan oleh Lembaga Kebudayaan Betawi
(LKB) dan segera layangkan ke Tim 17.
Ketua Umum LKB, Tatang
Hidayat mengatakan, usulan nama Ismail Marzuki sebagai pengganti nama
Jalan Medan Merdeka Barat, karena merupakan pahlawan asli Betawi. "Kami
ingin mengusulkan Jalan Medan Merdeka diubah menjadi Jalan Ismail
Marzuki. Sebab Bang Maeng, panggilan Ismail Marzuki, merupakan putra
asli Betawi,” kata Tatang di Kantor LKB, Gedung Nyi Ageng Serang,
Jakarta Selatan, Rabu (4/9).
Karena itu, dia akan melayangkan
surat usulan tersebut kepada tim 17 dengan tembusan kepada Gubernur DKI
Jakarta, Joko Widodo. Perubahan nama keempat jalan di Jalan Medan
Merdeka sebagai langkah untuk pengayaan berdasarkan informasi yang
realistis dan faktual. Selain karena Ismail Marzuki putra asli Jakarta
yang lahir di Kwitang, Batavia, pada 11 Mei 1914, usulan tersebut juga
didasari Ismail Marzuki merupakan komponis terbesar dan maestro musik
legendaris Indonesia.
Selain itu, kata Tatang, sumbangsih dan
kontribusi Ismail Marzuki juga sangat besar dalam masa perjuangan
kemerdekaan Indonesia dengan menciptakan sekitar 240 lagu. Ratusan lagu
yang diciptakan Bang Maeng ini selalu menggelorakan semangat perjuangan
rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Lagu ciptaan Bang
Maeng diantaranya Halo-Halo Bandung, Gugur Bunga, Melati Ditapal Batas,
Sepasang Mata Bola, Bandung Selatan di Waktu Malam, dan Selamat Datang
Pahlawan Muda. Ada pula lagu-lagu ciptaannya yang menumbuhkan semangat
cintah pada tanah air, seperti lagu Rayuan Pulau Kelapa, Indonesia
Pusaka, Ole Le di Kuta Radja dan Irian Samba.
Dikatakan Tatang,
semasa hidupnya, Ismail Marzuki juga pernah bekerja di Radio Republik
Indonesia (RRI) sebagai pembuat lagu dan pemimpin orchestra RRI yang
saat itu dikepalai Yusuf Ronodipuro. Melalui stasiun radio inilah,
lagu-lagu Ismail Marzuki selalu berkumandang dan mengudara ke pelosok
tanah air.
Atas jasanya tersebut, Ismail Marzuki memperoleh gelar
Pahlawan Nasional oleh Presiden RI bertepatan dengan peringatan Hari
Pahlawan 10 November 2004. “Mengingat nama beliau hingga saat ini belum
diabadikan pada nama jalan di Ibu Kota negara,"
Ditegaskan
Tatang, nama Ismail Marzuki lebih tepat untuk mengganti Jalan Medan
Merdeka Barat ketimbang Soeharto. Karena Ismail Marzuki pernah berkantor
dan bekerja di Jalan Medan Merdeka Barat selama sembilan tahun. Lebih
lama dari waktu bekerja Soeharto sewaktu menjadi Soeharto menjadi
Menteri Pertahanan dan Keamanan waktu itu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta perusahaan
yang berdomisili di ibu kota membayar upah buruh sesuai Kebutuhan Hidup
Layak (KHL).
"Kalau tidak mau, mereka (perusahaan) silakan angkat kaki," kata Basuki, di Balaikota, Rabu (4/9)
Ia
mengatakan, Pemprov DKI optimis kepergian sejumlah perusahaan yang
menolak penerapan upah buruh sesuai KHL tidak akan mengakibatkan
pendapatan asli daerah (PAD) Jakarta terpuruk. "Konsepnya Jakarta tetap
mesti ada beberapa pabrik yang low class, makanya kita siapkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN)," ujarnya.
Basuki
mengaku, pihaknya saat ini tengah menyiapkan tiga pulau kawasan ekonomi
khusus di Jakarta. Namun, ia enggan menjelaskan di mana saja kawasan
ekonomi khusus itu. "Kita sedang mempersiapkan 400 hektar lahan tinggal
di sana. Tujuan apa? Agar KHL mereka itu rendah," ungkap mantan Bupati
Belitung Timur itu.
Menurut Basuki, jika para buruh tinggal di
dekat tempat bekerja, biaya hidup akan lebih murah. "Biaya transport
buruh jadi murah, waktu juga, tempat usaha. Istri dan suami juga ada
tempat usaha. Anak-anak buruh juga ditanggung sekolah, termasuk KJS. Itu
yang akan kita lakukan," paparnya.
Ia pun menyarankan perusahaan yang masih berada di tengah kota, namun menolak membayar buruh sesuai KHL lebih baik pindah.
"Pindah
ke Jawa Tengah. Karena bisa saja di Lebak, Semarang atau Jawa Timur,
Sragen lebih murah kan, Anda harus produksi di sana," pintanya.
Cerita Lucu Sariawan
Setelah Jalan jalan, Udin, memasuki pelataran sebuah rumah makan. Dia
kelaparan. Dilihatnya masih ada satu tempat yang kosong, langsung dia
menghampiri pelayan untuk memesan makanan. Beberapa menit kemudian
pesanan pun datang dan tanpa menunggu lama dia langsung menyantap
hidangan. Lagi asyiknya makan, datanglah seorang cewek cantik. Wajahnya
oriental, Pakai celana pendek. Karena semua tempat penuh, cewek itu lalu
bergabung semeja dengan Udin. Jadi, satu meja dua tempat duduk. Udin
terpana melihat kecantikan cewek itu, sampai-sampai dia menunda
santapannya. Entah kenapa, tiba-tiba Udin tersadar dan dengan reflek dia
menutup mulutnya pakai kedua belah tangannya. Si cewek yang melihat
tingkah aneh Udin lantas bertanya,
Ce : "Mas, kenapa nggak makan. Panas dalam ya?".
Udin : (Geleng-geleng kepala).
Ce : "Susah buang air ya?".
Udin : (Tetap geleng-geleng kepala).
Ce : "Mas pasti sariawan. Bibirnya pecah-pecah ya?".
Udin : (Sambil membuka kedua belah tangannnya dari mulutnya), ”Iya, pecahnya besar sekali".
Rupanya bibir Udin sumbing.
"Kalau ada Jalan Soeharto, kenapa Abdurrahman Wahid enggak ikut? Kenapa Megawati enggak ikut? Pak Habibie enggak ikut? Terus Pak SBY juga mesti ikut dong," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Oleh karena itu, kata Basuki, perubahan nama itu bisa menjadi sebuah masalah baru. Basuki lebih suka nama Jalan Medan Merdeka tidak diubah karena telah dikenal luas oleh publik. Perubahan nama jalan di sekeliling Monumen Nasional itu, kata Basuki, justru membuat warga perlu beradaptasi kembali dengan nama baru. Kendati demikian, Basuki menyerahkan masalah pergantian nama ini kepada tim khusus yang melakukan kajian terhadap perubahan nama jalan itu.
Sebelumnya, sejarawan Anhar Gonggong menilai bahwa pemakaian nama Soeharto masih perlu dikaji lebih dalam, terutama terkait beberapa hal kontroversial selama masa pemerintahan Orde Baru. Nama Soeharto akan diusulkan untuk menggantikan nama Jalan Medan Merdeka Barat, sedangkan nama mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menggantikan nama Jalan Medan Merdeka Timur. Perubahan nama jalan itu masih dalam kajian Panitia 17 yang diketuai oleh Jimly Asshiddiqie.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menyampaikan usulan Panitia 17 tentang perubahan nama-nama Jalan Medan Merdeka. Yang sudah disampaikan kepada Presiden RI adalah usulan perubahan nama Jalan Medan Merdeka Utara menjadi Jalan Soekarno dan Jalan Medan Merdeka Selatan menjadi Jalan Hatta.
akan menaikkan pajak rokok sebesar 10 persen.
Kenaikan pajak
dimasukkan dalam rancangan peraturan daerah (raperda) yang telah
diajukan ke DPRD DKI, untuk dibahas dan disahkan menjadi perda.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
mengatakan, usulan kenaikan pajak 10 persen pada harga rokok, bertujuan
memengaruhi masyarakat untuk tidak membeli rokok karena harga yang
tinggi.
"Justru pajak rokok harusnya lebih tinggi, biar
orang-orang tidak merokok," kata Basuki di Balai Kota, Senin (2/9/2013),
seperti dikutip Tribunnews.com dari Beritajakarta.com.
Ia
mengungkapkan, pihaknya akan memeroleh pendapatan asli daerah (PAD) pada
2014 dari kenaikan pajak 10 persen harga rokok, mencapai Rp 400 miliar.
"Dana
dari pajak rokok selain PAD, juga digunakan untuk membiayai sosialisasi
yang berkaitan dengan usaha preventif (pencegahan) dan promosi,
terhadap bahaya rokok untuk kesehatan masyarakat," ungkapnya.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Halal
Bihalal di kantor DPC PDIP Jakarta Timur, Jalan H Naman, Pondok Kelapa,
Minggu (1/9). Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Jakarta itu
berpesan kepada kepada para kader dan calon anggota legislatif (caleg)
dari PDIP agar membuktikan diri dengan bekerja, bukan hanya kata-kata.
"Hati-hati,
masyarakat sekarang lihat orang, lihat figur. Bukan kata-kata, tapi
kerja nyata. Kalau itu dilakukan, mau cari berapa kursi?" ujar Jokowi
disambut tepuk tangan para kader yang hadir.
Jokowi menegaskan,
masyarakat saat ini sudah pintar menilai. Mereka bahkan memperhatikan
rekam jejak para caleg. "Karena rakyat sekarang pintar, pintarnya
setengah mati. Jadi dilihat masyarakat, kerjanya apa? Nyata atau tidak?
Konkret atau tidak? Bisa dirasakan oleh masyarakat atau tidak? Kalau
benar, riil, pasti dipilih," tegas Jokowi.
Sementara itu, Ketua
DPC PDIP Jaktim, William Yani mengungkapkan Halal Bihalal yang dihadiri
Jokowi ini membuat adrenalin para kader di Jaktim untuk memenangkan
partai di Pileg 2014 sangat tinggi.
“Pasca dilantik sebagai
Gubernur DKI, belaiu baru pertama kali hadir di DPC Jaktim. Kehadiran
beliau mengobati kangen teman-teman kader,” ujarnya, Senin (2/9).
Politisi yang akrab disapa Yani ini meminta Jokowi untuk menjaga amanah sebagai gubernurnya wong cilik. “Kami sebagai kader PDIP Jaktim yakin bahwa beliau akan memenuhi janjinya sebagai gubernur,” katanya.
Anggota
Komisi A DPRD DKI ini menegaskan, DPC PDIP Jaktim akan memberikan
masukan kepada gubernur secara objektif mengenai kinerja walikota,
camat, dan lurah di Jaktim. “Karena selama ini DPC PDIP Jakarta Timur
sulit berkoordinasi dengan walikota,” tegasnya.
Sementara itu,
Wakil Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI, Dwi Rio Sambodo mengungkapkan
kehadiran Jokowi menginspirasi dan mengilhami segenap kader PDIP di
Jaktim termasuk seluruh caleg.
"Terkait tentang penekanan terhadap kerja politik melalui kerja nyata di masyarakat. Bukan hanya sekadar kata-kata," tegasnya.
Dalam
acara Halal Bihalal yang digelar di kantor DPC PDIP Jaktim di kawasan
Pondok Kelapa tersebut diisi dengan pementasan Sanggar Teater Banteng
(STB), group komedi 69, grup Hadroh Asy Syahab, dan Ustad KH Edy
Pratama.