Angka kebakaran yang terjadi di Jakarta mulai Januari sampai dengan
27 Desember 2012 mencapai angka 1.008 kejadian. Kebakaran ini terjadi di
lima wilayah, yaitu Jakarta Timur, Barat, Selatan, Utara, dan Pusat.
"Selama
tahun 2012, kebakarannya sudah berulang 1.008 kali. Paling banyak
frekuensi kebakaran di Jakarta Timur sebanyak 285 kali," kata Kepala
Dinas Pemadam Kebakaran, Paimin Napitupulu di kantor Dinas Pemadam
Kebakaran Pemrov DKI pada Kamis (27/12/2012).
Paimin mengatakan,
untuk daerah lain seperti Jakarta Barat sebanyak 218 kali, Jakarta
Selatan 212 kali, Jakarta Utara sebanyak 196 kali, Jakarta Pusat 123
kali. Sedangkan untuk wilayah kepulauan seribu tidak ada data pernah
terjadi kebakaran.
Penyebab kebakaran paling besar diakibatkan oleh korsleting listrik,
sebanyak 663 kali. Sedangkan kompor menjadi penyebab kebakaran di 88
kejadian. Kemudian penyebab lainnya adalah rokok sebanyak 46 kali, lampu
1 kali, dan dengan penyebab lain-lain seperti anak main petasan, sampah, atau obat nyamuk.
Dari
1.008 kebakaran tersebut, diperkirakan total kerugian mencapai Rp
290.304.480.000. Total tersebut hanya perkiraan kebakaran sampai tanggal
27 Desember 2012.
Paimin mengungkapkan, kebakaran paling sering
terjadi pada musim kemarau dan bulan puasa. Pada musim kemarau, keadaan
yang panas dan sulit sumber air membuat api mudah menjalar. Sedangkan
bulan puasa diakibatkan aktivitas masyarakat yang memasak pada malam
hari, kemudian mereka kelelahan dan tertidur, sehingga api pun kian
merembet ke berbagai arah.
Untuk wilayah yang paling berisiko terjadi kebakaran
adalah Jakarta Barat. Banyaknya kebakaran di Jakarta Barat paling
sering terjadi di kecamatan Tambora. Wilayahnya yang padat penduduk
dengan rumah yang saling berdempetan membuat Tambora menjadi wilayah rawan kebakaran.
"Ya kalau di Tambora kan sudah sampai ada istilah arisan kebakaran. Minggu ini RT ini, minggu depan RT itu," ungkap Paimin.
Karena
jumlah frekuensi kebakaran yang terus meningkat, dinas pemadam
kebakaran mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan tidak
mudah panik. Masyarakat juga diharapkan untuk menggunakan listrik dengan
sewajarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 Responses so far.
Posting Komentar